FILOSOFI KAPAL/PELABUHAN AKHIR

Kapal. Semua orang pasti udah pada tau kalo benda ini adanya di lautan yang berfungsi sebagai alat transportasi. Baik itu kapal motor, maupun kapal layar. Gak cuma sebagai alat transportasi, kapal juga punya filosofi yang keren. Gak banyak yang bakal gue bahas di postingan kali ini. Gue cuma mau ngebahas filosofi tentang kapal yang baru aja terlintas di akal sehat gue. Ini dia :

Move on. Proses Move on itu ibarat berlayar pada sebuah kapal. Manusia sebagai Kapal, pikiran yang jadi Kapten Kapal, hati jadi Navigatornya. Hanya Navigator yang berpengalaman-lah yang bakal mengarahkan kapal ke arah yang benar. Dan hanya kapten yang baik yang bisa menentukan keputusan dengan bijak. Berlayar atau berdiam di "Pelabuhan".

Perjalanannya jauh memang, dan butuh waktu yang tidak sebentar untuk menemukan tempat yang disebut Pelabuhan Akhir yang katanya jadi tempat terindah. Namun, agar perjalanan bisa dilakukan mau tidak mau harus segera meninggalkan pelabuhan saat ini. Meskipun  di pelabuhan yang saat ini di singgahi mungkin menyimpan berbagai kenangan indah saat Kapten dan Navigator belum memutuskan untuk berlayar. Namun jika keduanya sudah bosan dengan keadaan pelabuhan dimana mereka berada, berlayarlah yang jadi pilihan mereka.

Sekilas, memang mudah kelihatannya untuk berlayar. Sepertinya hanya perlu berlayar lurus menuju peta Pelabuhan Akhir. Namun kenyataannya akan banyak sekali rintangan yang akan dihadapi ditengah lautan yang luas. Atau mungkin akan menemukan sebuah "Pulau" yang diharapkan dapat dianggap Pelabuhan Akhir. Namun nyatanya sudah ada yang menghuninya lebih dulu. Dan hal seperti itu mungkin akan terulang beberapa kali karena kesalahan Navigator dalam membaca arah. Alhasil, kemudian kapal akan kembali berlayar demi Pelabuhan Akhir.


Terkadang rasa rindu akan Pelabuhan Awal akan sering terlintas di pikiran. Seakan rasanya ingin kembali dan memutar arah menuju awal mula. Namun Navigator dan Kapten sadar mereka telah jauh berlayar meninggalkan tempat yang pernah memberi mereka kenangan indah. Kapten berkata, "Untuk apa kita kembali ke Pelabuhan Awal jika kita belum sepenuhnya menyusuri lautan dan belum tahu Pelabuhan Akhir berada". Kapten dan Navigator pun menyimpulkan, "Jika kita terus mengingat kenangan-kenangan lalu di Pelabuhan Awal, kita tidak akan bergerak menuju tujuan akhir kita. Meskipun bergerak, hanya Palung Mariana dan Segitiga Bermuda yang akan menyambut kita. Setelah itu, berakhir. Tak ada yang bisa dikenang".

Jika kapal kembali berlayar, petualangan baru telah siap beradu. Dibalik Kapten yang bijak, tetap akan ada Navigator berpengalaman yang menuntun. Semua pulau dan pelabuhan mungkin telah disinggahi, namun semuanya telah berpenghuni. 

Tak ayal, keinginan untuk berhenti di tengah lautan dan rasa menyerah sering terlintas. Namun, ditengah kebimbangan akan ada saja yang menyelamatkan. Hembusan angin yang tiba-tiba muncul entah darimana mungkin saja akan membawa dan mendorong kapal menuju sebuah pulau yang sama sekali belum terjamah oleh kapal lainnya. Mungkin masih terbayang keindahan Pelabuhan Awal saat merapatkan kapal di dermaga pulau. Kapten hampir saja menyerah karena bukan Pelabuhan Akhir nan Indah yang didapatnya seperti cerita orang-orang, namun hanya kumpulan hutan belantara. Navigator pun berkata, "Kapten, sesuatu yang instan memang tidak akan merepotkan. Tapi kita tidak akan tahu prosesnya dari nol. Selama kita masih mau mengerjakan dari awal, mungkin saja pulau yang kita singgahi ini akan jadi Pelabuhan Akhir bagi kapal yang kita naiki. Jika ini memang Pelabuhan Akhir kapal kita, akan kita jadikan sebagai tempat berlindung selamanya dan akan selalu dilindungi hingga tak akan membiarkan kapal lain mengambil alih. Memang saat ini tempat ini belum bisa dianggap Pelabuhan Akhir nan Indah, namun jika kita bersama-sama membangunnya, bukan hal mustahil tempat ini akan jadi Pelabuhan Akhir nan Indah dan mungkin akan lebih indah dari semua pelabuhan yang pernah kita singgahi, bahkan lebih indah dari Pelabuhan Awal yang pernah memberi banyak kenangan. Inilah Pelabuhan Akhir kita, inilah Perjalanan Akhir kita, inilah tempat kita habiskan semua yang kita punya hingga kapal kita dan pulau ini berubah menjadi batu karang abadi yang kokoh yang tak goyah oleh apapun. Inilah Pelabuhan Akhir kita".


Created by,
Vebri Franx Andova

Comments

  1. dimanakah pelabuhan terakhir ku berada ? memang benar beberapa pelabuhan yg sy singgahi semuannya indah, tp ntah mengapa sekarang kapal ini mengambang di lautan nan luas tanpa arah dan tujuan yg jelas dengan mengharapkan pelabuhan selanjutnya jd lebih baik dg cuma menghandalkan hembusan angin saja. thanks Frank

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bumi ini luas dan bentuknya pun tidak datar, Jok. Teruslah berpetualang. Terkadang untuk beberapa orang ternyata pelabuhan akhir mereka adalah pelabuhan awal tempat mereka mulai bermimpi.

      Delete

Post a Comment